
Acara Health Innovation Expert Seminar yang bertema “Sustainable Future: Convergence of Medicine Technology and Green Solutions for A Better Life” merupakan rangkaian dari acara rutin kompetisi Open Innovation IMERI FKUI yang sudah memasuki tahun ke-8. Acara ini adalah sebuah ajang kompetisi inovasi interdisipliner yang bertujuan untuk pengembangan produk riset maupun peningkatan pelayanan kesehatan. Acara ini diadakan di Auditorium Lantai 3 IMERI FKUI, Salemba, pada 4 Oktober 2024. Sejak pagi, peserta mulai berdatangan, mengisi registrasi, dan mengambil tempat duduk. Suasana terasa penuh antusiasme, dengan banyak peserta yang tampak siap mendengarkan materi dan berdiskusi.
Acara dibuka dengan sambutan singkat dari Ketua 8th Open Innovation 2024, Dr. dr. Aria Kekalih, M.Ti, Sp.KKLP. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan Opening Speech yang disampaikan oleh:
-
Prof. dr. Badriul Hegar, Sp.A(K), PhD (Direktur IMERI),
-
Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH., MMB, FINASIM (Dekan FKUI), dan
-
Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD, Ph.D (Wakil Menteri Kesehatan).
Sesi pertama dimulai dengan tema “Transforming Ideas into a Market-Ready Product”, yang dibawakan oleh narasumber:
-
Prof. Buzz Palmer, M.D., MBA., PhD (Medtec Actuator University of Melbourne),
-
Ahmad Gamal, S.Ars., M.Si., MUP., Ph.D (DISTP UI), dan
-
Roy Himawan, S.Farm., Apt., M.K.M. (Ditjen Falmakes).
Pemateri menyampaikan langkah-langkah bagaimana sebuah ide di bidang kesehatan dapat dikembangkan menjadi produk yang siap digunakan di pasar. Materi yang disampaikan cukup menarik, membuat peserta mencatat poin-poin penting dan aktif bertanya saat sesi tanya jawab dibuka.
Acara berlanjut ke sesi kedua dengan tema “Success Stories of Health Innovation”, yang dibawakan oleh narasumber:
-
dr. Sari Chairunnisa, Sp.DVE., FINSDV (Deputy CEO Paragon Corp),
-
Dr. dr. Virna Dwi Oktariana, Sp.M(K) (Innovator of Virna Implant | FKUI), dan
-
Dra. Beti Ernawati Dewi, Ph.D (Innovator of KODC Dengue Kit | FKUI).
Sesi ini menampilkan berbagai contoh nyata inovasi di bidang kesehatan, mulai dari teknologi deteksi penyakit hingga solusi peralatan medis. Kisah-kisah yang disampaikan memberikan gambaran nyata tentang tantangan dan keberhasilan dalam pengembangan inovasi kesehatan di Indonesia.
Setelah istirahat makan siang (Ishoma), sesi Mentoring with Facilitators dimulai. Sesi ini melibatkan beberapa perusahaan dan industri kesehatan, farmasi, serta alat kesehatan terkemuka di Indonesia. Peserta terlihat memanfaatkan waktu untuk berdiskusi terkait produk yang mereka kembangkan dan bertukar kontak dengan sesama peserta maupun fasilitator sebelum acara utama atau pitching presentation pada hari kedua. Seminar ini tidak hanya memberikan wawasan baru, tetapi juga membuka peluang untuk kolaborasi lebih lanjut di bidang teknologi kesehatan.